Is This The Real Life?
00.58.00Insya Allah panjang tapi bermanfaat, silahkan dibaca
Banyak lapisan
Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita hanya melihat lapisan luar dan tidak tahu isi dalamnya.
Kita hanya melihat, wah.. pengusaha itu hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia sekali. Padahal dia lagi stress dan hidupnya penuh hutang, kerja keras hanya buat bayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah jadi milik bank.
Pasangan anggun yg hadir di acara reuni itu begitu serasi dan mempesona, mrk pasti hidup harmonis dan bahagia. Padahal hidup mrk penuh dengan kebencian, saling menuduh, menghianati dan menyakiti, bahkan sudah dalam proses perceraian dan bagi harta.
Lihat pemuda itu, lulusan Harvard dengan nilai cumlaude, pasti mudah dapat kerja, gaji besar, hidupnya pasti bahagia. Padahal dia kena PHK sudah 10x, jadi korban fitnah di lingkungan kerjanya. Sudah 2 bulan belum dapat job baru.
Ibu muda itu, selalu ke pub clubbing dan diskotik, dia punya banyak waktu, gak perlu pusingin kerjaan rumah, hidupnya enjoy banget, dia pasti bahagia. Padahal batinnya hampa dan kesepian, jiwanya merintih, suaminya tak pernah menghargai dan mengasihinya.
Lihat tetangga kita anaknya sudah besar-besar semua, bapak ibunya sudah boleh santai dan tenang, mereka pasti bahagia, namun kenyataannya orang tua mereka tak pernah bisa tidur nyenyak, anak-anaknya tak berbakti, suka judi dan narkoba.
Kita selalu tertipu oleh keindahan di luar dan tidak tahu realita yang di dalam. Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua org punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup.
Janganlah menggosip tentang masalah org, sebenarnya siapapun tidak mau mengalami masalah tp manusia tak luput dr masalah.
Jangan mengeluh karena masalah. Hayatilah makna dibalik semua masalah maka semua masalah akan membuat hidup menjadi bermakna.
Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain, karena orang lain belum tentu lebih bahagia dari Anda.
dari seorang Member Kaskus SubForum Heart to Heart a.k.a H2H -
Sepatu yg terlepas
Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus.Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas & jatuh ke jalan.Lalu pintu tertutup & bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yg terlepas tadi.Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yg sebelah dan melemparkannya keluar jendela.
Seorang pemuda yg duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, “Aku memperhatikan apa yg Anda lakukan Pak.Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yg sebelah juga?” Si bapak tua menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.”
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup – jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya. Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil & merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik.
Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.
Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Berkeras hati dan berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yg lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yg tak berlalu. Tiada pesta yg tak pernah usai. Semua yg ada di dunia ini tiada yg abadi.
-No Name Kaskus SubForum H2H-
0 comments
Add your comment here!