Pertimbangan untuk Membeli Kamera DSLR kelas pemula

09.47.00

Artikel ini juga dapat ditujukan bagi siapa saja yang sedang merencanakan membeli kamera DSLR khususnya DSLR kelas pemula.



Kamera DSLR, apapun model dan merknya, ditujukan sebagai kamera profesional yang mampu memberikan kinerja dan kualitas hasil foto yang tinggi. Kamera jenis ini ditujukan bagi fotografer yang mengerti akan dasar fotografi, sehingga apabila digunakan dengan tepat tentu akan memberi hasil yang memuaskan. Dibandingkan dengan kamera saku biasa, kamera DSLR memiliki keunggulan dalam hal kinerja seperti pemotretan kecepatan tinggi, shutter lag yang singkat, ketepatan dalam pengukuran cahaya (metering) dan tersedia setting manual yang berlimpah. Pada masing-masing kamera DSLR sendiri terdapat kesamaan standar yang membedakannya dari kamera saku biasa, seperti :

· Memiliki lensa yang dapat dilepas

· Memiliki sensor berukuran besar

· Memiliki modul auto fokus yang akurat

· Jendela bidik mendapat gambar langsung dari lensa

· Memakai shutter mekanik

· Terdapat cermin yang dapat naik turun saat memotret

Saat pertama akan mencari kamera DSLR memang menjadi saat yang sulit. Pertama kali tentu adalah mengukur kemampuan diri, baik dalam hal dana maupun kemampuan. Bagi pemula yang sudah mengerti dasar fotografi dan telah memiliki sejumlah dana, dapat mulai mempertimbangkan DSLR entry level (pemula) yang harganya berkisar dibawah 10 jutaan. Bagi para profesional yang akan menjadikan kamera DSLR sebagai sarana mencari uang tentu memerlukan kamera yang lebih canggih dan mampu mendukung kebutuhan pemakainya. Umumnya kamera DSLR profesional digunakan di studio foto yang digabungkan dengan perangkat lain seperti sistem flash dengan kabel. Kamera profesional juga digunakan para wartawan yang memerlukan kecepatan tinggi, atau kemampuan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca ekstrim. Oleh karena itu tentukan terlebih dahulu pada posisi manakah kita saat akan membeli sebuah kamera DSLR. Sebagai contoh, mas Kevin telah menyatakan bahwa dia adalah pemula yang baru akan membeli DSLR pertamanya. Oleh karena itu pilihannya jatuh antara Nikon D40/D40X atau Canon EOS 400D, meski juga mau mempertimbangkan Pentax K100D Super. Ketiganya adalah DSLR pemula yang cirinya berukuran kecil, memiliki paket lensa kit dan harganya terjangkau.

Pada dasarnya memilih kamera adalah seni dan pengalaman tersendiri, dimana keputusan yang tepat tentu akan memberi kepuasan dan sebaliknya kesalahan dalam memilih bisa-bisa membuat kecewa dan penyesalan. Namun dalam hal memilih kamera DSLR untuk pemula, seseorang dianggap telah cukup mengerti akan dasar fotografi, sehingga minimal mampu mengenali kelebihan dan keterbatasan dari tiap-tiap pilihan yang ada. Inilah saran yang dapat saya sampaikan :

1. Tidak ada kamera yang paling baik. Tiap kamera DSLR, meski untuk pemula, dirancang untuk digunakan sebagai kamera serius yang dilengkapi fitur tingkat lanjut. Tanpa peduli merk, spesifikasi standar dari kamera DSLR pemula umumnya sama.

2. Kunci dari fotografi profesional adalah lensa. Kamera DSLR memang menjadi penentu pada proses memotret, namun kualitas dan kesan profesional dari sebuah foto didapat dari jenis lensa yang terpasang. Adalah lebih sulit (dan lebih mahal) mencari lensa favorit daripada sekedar bodi kamera DSLR. Semakin sering kamera dipakai maka semakin berkurang nilai jual kembalinya, sementara lensa cenderung awet dan dapat menjadi investasi tersendiri.

3. Dalam memilih DSLR kenali dulu fitur dan spesifikasinya, kembalikan kepada kebutuhan kita, apakah memang perlu fitur dan spesifikasi yang ditawarkan. Jangan sampai anda membayar lebih untuk fitur yang tidak dibutuhkan. Setelah itu kenali juga koleksi lensanya, asesoris lainnya dan perhatikan ergonominya.

4. Jangan berharap fitur dan spesifikasi ekstra tinggi pada kamera DSLR pemula. Harga memang menentukan kualitas. Sorry to say, tapi ini memang harus diakui meski mungkin ada yang tidak sependapat. Saat menginginkan kualitas terbaik dari sebuah kamera DSLR, dimana spesifikasi dan fitur yang dimilikinya adalah yang kelas satu, tentu harga yang harus dibayar jauh lebih tinggi daripada DSLR pemula yang fitur dan spesifikasinya tergolong standar.



(Nikon D40/D40X, Canon 400D, Pentax K100D). Ketiganya merupakan DSLR pemula yang laris di pasaran, mereka berbagi spesifikasi yang hampir sama, memiliki lensa kit yang spesifikasinya sama dan ketiganya mampu memberikan hasil foto yang luar biasa baiknya.

· Nikon D40/D40X menjadi kamera DSLR termurah dengan kualitas baik, didukung nama besar Nikon yang terkenal dengan ergonominya, legenda TTL flashnya, dan matrix meteringnya. Selain itu lensa kit Nikon D40/D40X termasuk yang terbaik diantara lensa kit Canon 400D atau Pentax K100D.

· Canon EOS 400D menjadi penerus EOS350D yang sukses, kini mengusung sensor CMOS 10 MP (sebelumnya 8 MP), sistem anti debu, 9 titik AF (sebelumnya 7 titik). kompatibel akan lensa EF/EF-S (dan lensa alternatif lain), serta fiturnya cukup lengkap.

· Pentax K100D Super menjadi pesaing Nikon D40/D40X dengan keunggulan di stabilizer pada bodi kamera (CCD shift) sehingga lensa Pentax apapun yang terpasang seakan menjadi memiliki stabilizer. Generasi ‘Super’ ini menyempurnakan K100D lama dengan penggunaan motor auto fokus pada lensa, layaknya sistem auto fokus milik Nikon D40/D40X. Selain itu Pentax memiliki keunggulan jumlah titik AF hingga 11 titik, menyediakan layar LCD tambahan di bagian atas, dan ditenagai baterai alkaline yang mudah dicari di warung-warung.

Sebaiknya anda pelajari betul-betul spesifikasi ketiganya, kemudian jawablah pertanyaan saya dibawah ini, nantinya tanpa disadari anda akan mampu memutuskan sendiri mana kamera pilihan anda :

1. Apakah anda lebih suka kamera DSLR dengan sensor CCD (Nikon, Pentax) atau CMOS (Canon)?

2. Apakah anda memerlukan sensor beresolusi hingga 10 megapiksel (Canon)?

3. Apakah anda membutuhkan stabilizer pada bodi (Pentax) atau di lensa (Nikon, Canon)?

4. Apakah anda lebih menyukai melihat status parameter pada layar tambahan LCD kecil di bagian atas kamera (Pentax) atau tidak keberatan dengan melihat semua informasinya pada layar LCD utama (Nikon, Canon) ?

5. Mana dari ketiganya yang memiliki ergonomi terbaik, ukuran handgrip yang tampak nyaman, tata letak tombol yang rapi dan logis, serta material bodi (plastik) yang terasa kuat?

6. Apakah anda keberatan dengan ketiadaan motor auto fokus pada bodi (Nikon)?

7. Berapa jumlah titik auto fokus yang anda butuhkan? Cukup hanya tiga saja (Nikon), sembilan titik (Canon) atau hingga sebelas titik (Pentax)?

8. Apakah anda keberatan dengan ketiadaan opsi spot metering (Canon)?

9. Apakah anda keberatan dengan ketiadaan opsi bracketing (Nikon)?

10.Apakah anda amat membutuhkan flash sync hingga 1/500 detik (Nikon)?

11.Apakah anda menyukai baterai lithium (Nikon, Canon) atau alkaline (Pentax)?

Setidaknya dengan memahami kebutuhan kita, mengenal kelebihan dan keterbatasan dari pilihan kamera yang ada, serta memperhitungkan faktor lain (seperti purna jual, kemudahan/ketersediaan pilihan lensa dan asesoris), maka memilih DSLR idaman tak lagi menjadi sulit. Pilihlah satu yang paling anda sukai, pasanglah lensanya, dan mulailah memotret.


Tambahan :

Apabila memperhitungkan kamera prosumer sebagai kompetitor DSLR, memang dapat menjadi dilema tersendiri. Namun Fujifilm S100FS memang cukup berani bersaing dengan DSLR pemula dengan menawarkan harga 7-8 juta, seakan ingin merebut pasar dengan keunggulan adanya lensa zoom 14x yang sudah terintegrasi pada bodi. Sayangnya review dari dpreview menemukan satu kekurangan fatal dari kamera ini yaitu adanya penyimpangan warna saat kontras tinggi berupa purple fringing yang tampak mengganggu pada foto yang dihasilkan. Apabila mengacu pada ukuran sensor, tentu sensor Fuji yang berukuran 2/3 inci ini tidak sepadan dengan besarnya sensor ukuran APS-C pada DSLR, sehingga hasil foto Fuji ini pada ISO tinggi masih banyak terdapat noise

(disarikan dari: gaptek28.wordpress.com)
(Source: http://fotografi-sampoerna.blogspot.com/2008/07/membeli-kamera-dslr-kelas-pemula.html) 

You Might Also Like

1 comments

Add your comment here!

Visitors

free counters